UAS Komunikasi Pendidikan

 UAS SEMESTER VC

Artikel ini bertujuan untuk memenuhi salahsatu tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Semester V.

Judul Buku : Komunikasi Pembelajaran

Penulis : Drs. Didie Supriadie, M.Pd. & Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si.

Editor : Adriyani Kamsyach

Desain Sampul: Guyun Slamet

Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya

ISBN : 978-979-692-122-5

Layout : Kuswaya

Tebal Buku : vii + 235 halaman


PENDAHULUAN

Buku ini membahas tentang pembelajaran yang dapat menjadi bahan "sharing" bagi para guru (guru provisi atau guru pemula) mengenai apa dan bagaimana mengembangkan pembelajaran. Pada buku ini secara berturut-turut disajikan mengenai: konsep dasar pembelajaran, guru dan pembelajaran, mempersiapkan pembelajaran, menyajikan pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan menilai pembelajaran.

PEMBELAJARAN

Pada bagian pembelajaran, buku ini menerangkan tentang poin-poin penting yang berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya:

a. Konsepsi pembelajaran

Dalam konsepsi pembelajaran ini diawali dengan pembahasan mengenai alur pikir Charles Regeluth (83) yang memberikan gambaran tentang konstruk pembelajaran dalam skema konsep pendidikan. Selain itu, dalam buku ini menyebutkan tentang ciri-ciri seorang organisator yang baik dalam pekerjaannya, bagan visualisasi rekayasa pembelajaran dan tindak belajar siswa, pemaparan 5 sistem pembelajaran seperti sistem pembelajaran emosional, sosial, kognitif, fisik dan reflektif.

b. Hakikat belajar

Belajar, secara historis merupakan wilayah para ahli psikolog. Secara faktual dari tahun 1875 telah dilakukan penelitian, pengembangan, serta percobaan demi percobaan oleh Wihelm Wundt yang dikenal dengan Psikologi Eksperimen-nya (Universitas Leipzig Jerman), kemudian H. Ebbinghaus (1885), W.L. Bryan dan N. Harter (1897-1899), E.L. Thorndike (1898), dan seterusnya.

c. The concept of learning (Kimbel, 1964)

Belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman, latihan, dan bukan secara kebetulan. Perubahan tingkah laku individu sebagai hasil belaiar ditunjukkan dalam berbagai aspek seperti perubahan, pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek tersebut. Apabila berbicara mengenai belajar artinya kita membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman atau latihan.

d. Prinsip-prinsip belajar

Hakikat proses belajar (menurut Ivor K Davies) secara pasti masih banyak perbedaan pandangan dari para ahli psikologi, namun terdapat prinsip-prinsip belajar yang telah disepakati; seperti yang dikemukakan oleh Alvin C. Eurich (1962) dari Ford Foundation; yang menyimpulkan hal-hal sebagai berikut sebagai prinsip-prinsip belajar:

  • Hal apa pun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri; tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
  • Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
  • Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan ("reinforcement")
  • Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
  • Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar; ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.

e. Perbuatan belajar

Gagne memperkenalkan delapan 8 jenis proses terjadinyya kegiatan belajar atau bentuk perbuatan belajar yang disebut sebagai "Gagne's Classess of Behavior (dalam The Conditioning of Leaming, 1965); yaitu: (1.1) Signal Learning, (1.2) Stimulus Response Learming, (1.3) Chaining, (1.4) Verbal Association, (1.5) Multiple Discrimination, (1.6) Concept Learning, (1.7) Principle Leaning, dan (1.8) Problem Solving.

Bentuk perbuatan belajar proses kognitif piaget menyatakan bahwa anak dalam melakukan proses belajar menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Terkait dengan bergesernya (gerakan) tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya; Piaget mengemukakan tahapan kognitif (Tahap-tahap Piagetian), yang setiap tahapan berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Adapun tahap-tahap Piagetian itu sebagai berikut: pertama, tahap Sensorimotor, kedua, tahap Pra-operasional, ketiga, tahap Operasional konkret, dan keempat, tahap Operasional formal.

Disini juga di kemukakan mengenai teaching strategis baik dalam hal bekerja dengan pemikiran pra-operasional, operasional konkret dan operasional formal. Dilengkapi dengan model pengajaran dalam memproses informasi.

GURU DAN PEMBELAJARAN

Pada bagian tiga ini, penulis memaparkan mengenai guru dengan tantangan profesi dan kompetensi. Dijelaskan juga mengenai pengertian kompetensi, jenis-jenis kompetensi, kompetensi guru serta peranannya.

Guru secara paradigmatik bukan saja didefinisikan, akan tetapi dilengkapi dengan tugas dan peran yang harus ditunjuknyatakan. guna memperkaya khasanah pemahaman tentang guru profesional; terlebih dahulu kita dudukkan pemahaman mengenai konsepsi profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi, seperti diurai di dalam buku ini. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) mengemukakan beberapa karakteristik guru profesional dalam melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Uraian tentang guru dan tantangan profesi telah banyak memberi gambaran mengenai kriteria atau prasyarat barbie seseorang pemangku jabatan atau pekerjaan guru, serta bagaimana hal tersebut dapat diimplementasikan dalam tugas dan perannya dengan segala tuntutan kemampuan (kompetensi) yang harus dimiliki. Artinya guru profesional harus siap menjawab tantangan kompetensi. Begitu banyak pakar yang peduli (concern) tentang pentingnya guru memiliki kompetensi atau begitu pentingnya guru yang kompeten, karena korelasinya signifikan dengan hasil belajar siswa. Nana Sudajana mengemukakan tiga tugas dan tanggung jawab pokok seorang guru: pertama, guru sebagai pengajar, kedua, guru sebagai konselor atau pembimbing, dan ketiga, sebagai administrator kelas. Mempelajari berbagai kompetensi yang harus dikuasai guru sebagai pemangku jabatan profesional seperti dipaparkan di dalam buku ini, kalau dikelompokkan maka terdapat tiga dimensi kompetensi utama yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Legal aspek seperti disebut di dalam buku ini menuntut pemangku jabatan atau pekerjaan guru sebagai tenaga profesional yang disebut sebagai "learning agent". Guru sebagai learning agent berkewajiban memiliki a) Kualifikasi akademik yang diperoleh melalui Perguruan Tinggi yang terakreditasi (S1 dan atau/ D4), b) Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi sosial.

MEMPERSIAPKAN PEMBELAJARAN

Dalam mempersiapkan pembelajaran tentunya kita sebagai seorang pendidik memerlukan perencanaan pembelajaran dan model pengembangan rencana pembelajaran. Seperti didalam buku ini, selain membahas tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan pula mengenai feedback dan beberapa model pembelajaran. Diantaranya model Gerlav and Ely dan model Kompetensi (KTSP Berbasis Kompetensi).

Pembelajaran adalah kegiatan yang membutuhkan penataan yang teratur dan sistematis, karena pembelajaran terkait dengan apa yang ingin dicapai (tujuan dan/atau kompetensi yang harus dikuasai) artinya sebuah proses pembelajaran yang akan dilaksanakan harus diawali dengan proses perencanaan yang matang agar implementasinya dapat dilakukan dengan efektif. Ada beberapa model pengembangan rencana pembelajaran yang dipaparkan dalam buku ini diantaranya model Reiser dan Dick, model Bela H. Banathy, model Gerlach and Ely dan model kompetensi (KTSP) Berbasis Kompetensi. Selain itu di berikan contoh pula mengenai SKKD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial jenjang Pendidikan Dasar dengan sangat lengkap dan jelas.

Mengenai menyusun rancangan pembelajaran dan teknis pengembangan silabus juga dibahas tuntas didalam buku ini. Dari mulai memberikan title atau identitas silabus, merumuskan atau menuliskan standar kompetensi, merumuskan atau menuliskan kompetensi dasar, mengembangkan dan merumuskan indikator, mengembangkan materi pokok pembelajaran, merumuskan aktivitas pengalaman pembelajaran, penilaian, merumuskan alokasi waktu, memilih dan menetapkan sumber belajar. Disertai juga contoh format silabus baik horizontal maupun vertikal dan contoh format rencana pelaksanaan pembelajaran.

MENYAJIKAN PEMBELAJARAN

Menyajikan atau presentasi dalam bahasa kamus diartikan sebagai "mempertunjukan" dan bermakna lebih dari sekedar ceramah atau menuturkan, melainkan disepadankan dengan "mempertontonkan" atau "mendemonstrasikan". Artinya dalam konteks pembelajaran, "menyajikan" itu di satu sisi dapat dimaknai sebagai "ceramah" dan di sisi lain dimaknai mempertunjukan atau mendemonstrasikan.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam menyajikan pembelajaran adalah strategi pembelajaran dan strategi pembelajaran dan "Syntax Presentation".Di dalam buku ini dipaparkan dengan jelas dan lengkap mengenai pengertian strategi pembelajaran dari mulai jenis-jenis nya yang terdiri dari strategi ekspositorik, strategi heuristik, sytax presentation, syntax persentation Robert Gagne, dan syntax persentation David Ausubel (1996).

Diuraikan pula mengenai prinsip pembelajaran atau juga lazim disebut prinsip "didaktik" seperti apersepsi, motivasi, aktivitas, korelasi, individualisasi, pengulangan, kerja sama, lingkungan dan evaluasi. Kemampuan metodologi merupakan kemampuan guru dalam memahami, menguasai, dan kemampuan melaksanakan sejumlah metode mengajar sehingga proses pembelajaran dapat dikembangkan dengan baik, efektif, efisien dan penuh makna, serta tujuan dapat dicapai. Jika dilihat dari jenisnya terdapat sejumlah metode mengajar diantaranya adalah: ceramah, diskusi, demonstrasi, karyawisata, pemberian tugas (Resitasi), latihan (Drill), eksperimen, dan problem solving yang telah diuraikan dalam buku ini dari mulai pengertian, persiapan, pelaksanaan, sampai langkah-langkahnya.

Disertai dengan keterampilan dasar mengajar dari mulai pengertian dan jenis-jenisnya. Suhaenah Suparno dan beberapa pakar lainnya mengemukakan bahwa jenis keterampilan dasar mengajar esensial yang harus dikuasai dan diimplementasikan oleh calon guru/ pendidik/ instruktur/ widyaiswara adalah sebagai berikut:

  1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
  2. Keterampilan memberi penguatan
  3. Keterampilan mengadakan variasi
  4. Keterampilan menjelaskan
  5. Keterampilan bertanya
  6. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
  7. Keterampilan mengelola kelas
  8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Ada juga yang disebut dengan keterampilan interpersonal, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain atau peserta didik, serta keterampilan untuk mengenali dan merespons secara layak dan bijak perasaan orang lain. Kemampuan ini mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain (peserta didik).

MENGELOLA PEMBELAJARAN

Walter Doyle (1986) memberi ajaran untuk menganalisis lingkungan kelas dengan mendeskripsikan 6 karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya sebagai berikut:

  1. Kelas adalah multidimensional
  2. Aktivitas terjadi secara simultan
  3. Hal-hal terjadi secara cepat
  4. Kejadian seringkali tidak bisa diprediksi
  5. Hanya ada sedikit privasi
  6. Kelas punya sejarah

Manajemen kelas yang efektif memiliki dua tujuan, yaitu: membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak di orientasi-orientasi kan pada tujuan; dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional. Terdapat 6 prinsip dasar dalam melaksanakan pengelolaan kelas diantaranya: kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri.

Weinstein, 1997 (dalam Sanrock), menyebutkan bahwa strategi untuk meningkatkan waktu pembelajaran akademik mencakup pemeliharaan aliran aktivitas, meminimalkan waktu transisi, dan membuat kulit bertanggung jawab. Tindakan manajemen kelas akan efektif manakala guru dapat mengidentifikasi dengan tepat dimensi masalah yang sedang dihadapi. Jika dikategorikan, terdapat dua dimensi masalah manajemen yaitu dimensi masalah individu dan dimensi masalah kelompok.

Di bawah ini terdapat beberapa alternatif pencegahan melalui penyediaan dan penciptaan dimensi kondisi pembelajaran seperti kondisi fisik, sosioemosional, organisasional, serta mengembangkan dimensi disiplin dan tata tertib, dan mengembangkan dimensi administratif. Upaya penanggulangan yang cenderung bersifat kuratif dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut: pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan penciptaan iklim sosioemosional dan pendekatan proses kelompok. Penyediaan kondisi optimal agar siswa dapat belajar secara efektif dari perspektif kajian manajemen kelas, terdapat dua hal besar yang dapat dilakukan. Pertama menata lingkungan fisik kelas dan kedua menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran. Terdapat beberapa isu penting dalam menegakkan ketertiban kelas, seperti yang diungkapkan oleh Burden dan Byrd (1999).

PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan dan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan yang dikehendaki, harus dilakukan proses penilaian, sebab penilaian pada dasarnya merupakan perbandingan tentang apa yang dikehendaki dengan kenyataan yang diperoleh. Penilaian pembelajaran paling tidak memiliki tujuan. Salah satunya untuk mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru; maka penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan.

Penilaian juga memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru pada setiap akhir pembelajaran. Sedangkan penilaian sumatif itu lebih diarahkan pada kepentingan siswa, yakni untuk menetapkan tingkat penguasaan kompetensi pada setiap kegiatan pembelajaran (instruksional) dan penguasaan sejumlah kompetensi pada setiap kurikukuler (mata pelajaran). Dalam buku ini dipaparkan tabel mengenai typical testing procedure serat pembuatan keputusan guru sebelum, selama dan sesudah pembelajaran.

Menetapkan alat penilaian yang tepat adalah kegiatan yang harus dilakukan guru setelah menetapkan objek atau sasaran penilaian. Alat penilaian seringkali dibedakan menjadi dua jenis yang pertama yaitu tes dan kedua non tes.

Tes merupakan alat penilaian yang dikembangkan secara sistematis dalam upaya mengukur sejumlah perilaku atau kualifikasi yang diharapkan tercapai. Tes seperti yang kita ketahui terdapat tes standar dan tes yang biasa dibuat sendiri oleh guru. Tes tertulis merupakan teks yang meminta jawaban secara tertulis dari peserta didik, baik secara kelompok maupun perseorangan dengan soal, waktu, maupun tempat yang ditentukan. Tes tulis paling tidak memiliki dua jenis tes, yaitu tes objektif dan tes essay. Tetapi di dalam buku ini dijelaskan pula mengenai tes soal benar/salah (B-S), soal pilihan ganda dan soal pencocokan atau menjodohkan.

BIOLOGI KOMUNIKASI SEBAGAI LANDASAN PRAKTIS DALAM DESAIN MODEL PEMBELAJARAN

Model biologi komunikasi ini adalah cabang ilmu komunikasi yang mempelajari gejala-gejala perilaku biologi komunikasi yang mempengaruhi perilaku psikologis yang tampak pada jadi individu. Khususnya dalam konteks pembelajaran bahwa modal biologi komunikasi ini dapat dijadikan pisau analisis dalam menjelaskan aktivitas belajar peserta didik ketika mengamati, merasa, memahami dan kecenderungan bertindak berdasarkan ada atau tidak adanya stimulus pembelajaran berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

Di dalam buku ini dicantumkan skema visualisasi dari model biologi komunikasi dan model jalur pengolahan informasi dalam otak menuju proses akselerasi. Selain itu model pembelajaran jenjang SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Tinggi juga sudah dibahas tuntas berdasarkan biologi komunikasi.



Komentar